Jumat, 3 Februari 2023 – 16:22 WIB
VIVA Nasional – Mantan Wakaden B Paminal Propam Polri, Arif Rachman Arifin merasa kecewa kepada mantan atasannya, Hendra Kurniawan setelah dirinya telah jujur mengungkap penyebab awal kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J. Arif merasa diacuhkan ketika dirinya telah jujur terkait mengetahui serangkaian peristiwa tewasnya Brigadir J yang disampaikan oleh Ferdy Sambo hanyalah kebohongan belaka. Sebab, dari rekaman CCTV yang dilihatnya ada fakta yang berbeda.
Arif Rachman Arifin, Sidang Saksi Ahli
Kala itu, Arif menerangkan mulai dari sosok Brigadir J yang masih hidup ketika Ferdy Sambo baru saja tiba di rumah dinas Duren Tiga, Jakarta Selatan. Padahal, dalam skenario dikatakan bila Brigadir J sudah tewas sebelum eks Kadiv Propam itu tiba. Sehingga, Arif melaporkan hal itu kepada Hendra Kurniawan. Tujuannya, agar mendapat dukungan untuk melaporkannya kepada pimpinan Polri.
“Saya memohon arahan Karopaminal. Saya berharap ada arahan dan dukungan untuk mengambil suatu langkah, jika saat itu atasan saya mendukung dan memberikan arahan untuk segera melaporkan ke petinggi Polri lain atau ke pejabat utama lain demi memohon perlindungan dan arahan dalam rangka pengungkapan fakta,” ujar Arif Rachman dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jumat 3 Febuari 2023.
Namun demikian, Hendra Kurniawan justru mempertemukan antara Arif dengan Ferdy Sambo. Sehingga Arif pun diminta untuk bungkam atas hal yang telah dilihatnya.
“Namun yang saat itu terjadi adalah tidak seideal yang dibayangkan, Saya malah dihadapkan kepada FS dan malah diminta untuk menghapus file yang saya tonton. Saya tidak mendapatkan dukungan dari atasan langsung Saya, malah dihadapkan untuk tatap muka,” sebutnya.
Arif dibungkam Ferdy Sambo dengan cara mengancamnya. Sehingga, eks Wakaden B Ropaminal Divisi Propam itu hanya diam dan mengikuti perintah untuk menghapus atau memusnahkan data rekaman CCTV.
Halaman Selanjutnya
“Namun posisi yang saya alami adalah pimpinan saya merupakan sosok yang tidak menjaga. Pimpinan saya malah menarik saya ke dalam jurang dengan mengancam agar patuh,” kata Arif.
Sumber: www.viva.co.id