Indeks
News  

Kekeliruan dalam Meliput Konflik Beragama

bedah modul pedoman peliputan media toleran yang digelar Kementerian Agama.

Minggu, 11 Desember 2022 – 22:51 WIB

VIVA Nasional – Pemerhati media, Savic Ali, mengungkapkan, sumber dan narasumber sangat penting dan berpengaruh besar pada kualitas karya jurnalistik. Terutama pada peliputan konflik yang sangat sensitif, seperti konflik beragama.

Itu sebabnya, salah satu hal penting yang perlu diperhatikan wartawan ketika meliput konflik adalah menggali informasi dari narasumber. Dan kualitas informasi yang diberitakan ditentukan antara lain oleh kualitas dan kredibilitas narasumber.

“Karena itulah wartawan harus pandai memilih narasumber,” kata Savic Ali dalam acara bedah modul pedoman peliputan media toleran yang digelar Kementerian Agama (Kemenag) RI di Bogor, Minggu 11 Desember 2022.

Savic Ali menambahkan, ada lima tingkatan narasumber yang harus diperhatikan wartawan dalam melakukan peliputan konflik. Yaitu: pelaku, korban, saksi mata, pihak berwenang, dan pengamat. Terkadang ada kekeliruan dalam hal ini.

Dalam melakukan liputan konflik, terkadang wartawan menjadikan pihak berwenang menjadi narasumber di hierarki pertama. Dengan berbagai alasan, seperti lokasi konflik yang jauh dan tidak terjangkau. Padahal narsumber tingkatan teratas adalah pelaku dan korban.  

“Dalam hierarki berita konflik aparat bukan di hierarki pertama. tapi pelaku dan korban. Pelaku dan korban dalam suatu peristiwa konflik sama-sama memiliki kedudukan dan peran yang penting dalam proses liputan. Sehingga wartawan akan memiliki perspektif yang utuh,” papar Savic Ali.

Sumber: www.viva.co.id

Exit mobile version